Rabu, 27 Mei 2009

Sapi menangis

Trista, sapaan akrab Tristamaitri Selfuny Alamilie, terlihat sangat 
lahap menikmati lima potong /chicken nugget/ imitasi yang dihidangkan di 
sebuah piring di rumahnya Jl Simpang Wilis, Klojen. Bocah yang sebentar 
lagi akan masuk sekolah TK ini menikmati potong demi potong ayam yang 
dibuat dari /gluten /(serat kasar tepung terigu) itu dengan mencocolkan 
ke mangkuk kecil berisi saus tomat.

''Enak gurih, Trista suka /chicken nugget/ buatan mama,'' kata bocah 
yang belum lancar menyebutkan namanya.

Dia tampak begitu sehat. Kulitnya bersih, matanya cerah, dan terbilang 
cukup aktif. Kadang duduk dan kadang berdiri. Sesekali juga pindah 
tempat duduk.

Trista adalah anak tunggal dari pasangan Mahyudin dan Citra Andina. 
Kedua orang tuanya sudah membiasakan bocah kelahiran Malang, 5 Mei 2005, 
ini untuk hidup sebagai vegetarian. Bahkan ketika masih dalam kandungan, 
mamanya sudah memperlakukan janinnya sebagai vegetarian. Misalnya untuk 
menu tambahan susu yang biasa dikonsumsi ibu hamil, Citra memilih susu 
kedelai yang ia buat sendiri.

Hasilnya tidak diragukan lagi. Janin yang dikandungnya tumbuh sehat 
hingga proses kelahiran. Sejak lahir hingga sekarang, Trista belum 
pernah sakit yang berhubungan langsung dengan kondisi tubuhnya. ''Daya 
imunitas (kekebalan tubuh, *Red*) Trista sangat bagus. Andaikan harus 
kehujanan ketika bepergian, dia tidak mudah sakit,'' kata Citra yang 
menjabat sebagai Wakil Ketua Indonesian Vegetarian Siciety (IVS) Cabang 
Malang.

Selain memberi manfaat kesehatan fisik, sisi kejiwaan Trista juga 
berkembang baik. Bocah berambut lurus itu terlihat lebih terkontrol 
dalam emosi. Tidak meledak-ledak. Misalnya saat /Radar/ menemaninya 
makan /chicken nugget/ di ruang makan. Ketika saus dalam mangkok plastik 
kecil jatuh, Trista tidak marah atau menangis. Namun dia lekas turun 
dari kursi dan mengambil mangkuk tersebut dan kembali menuangkan saos 
lagi. Kedua orang tuanya pun hanya tersenyum.

Untuk mendidik Trista agar tidak kaget menjadi penganut vegetarian, 
Citra dan Mahyudin membuat aneka masakan dengan bentuk menyerupai hewan. 
Misalnya ingin makan ayam goreng tepung, sang mama membuat adonan 
/gluten/ dengan bentuk menyerupai bentuk ayam. Ada bentuk dada atau paha 
ayam.

Untuk rasa, mereka melapisi adonan itu dengan bumbu ayam goreng. 
Demikian juga jika ingin makan ikan laut atau ikan air tawar, mereka 
membentuk adonan /gluten /dengan bumbu pelapis masakan aneka ikan.

Bapak satu anak asal Bangka Belitung ini beranggapan, mendidik anak 
menjadi seorang vegetarian sebenarnya hal yang mudah. Semuanya 
berdasarkan contoh yang diberikan dari lingkungan tempat dia tinggal. 
''Jika dia tinggal serumah dengan orang tua, /ya /kedua orang tuanya 
yang harus memberi contoh bagaimana kehidupan seorang vegetarian,' ' 
katanya.

Tentunya contoh diberikan dengan menunjukkan manfaat positifnya serta 
penjelasan yang rasional mengapa tidak boleh mengonsumsi makanan hewani.

Meski sebagai vegetarian, bukan berarti melarang anak untuk makan di 
restoran non vegetarian. Misalnya restoran siap saji yang sekarang 
banyak ditemui di mal-mal. Hanya saja menu yang dipilih harus non hewani.

''Misalnya Trista jika kami ajak datang ke salah satu restoran siap 
saji, hanya makan kentang goreng atau rotinya saja. Sedang ayam goreng 
tidak dimakan,'' kata Mahyudin.

Lambat laun, Trista sudah tidak lagi diarahkan, tapi sudah mengontrol 
pola makannya sendiri. Saat datang ke restoran siap saji, dia yang 
langsung memilih menu nabati.

Pria pemilik nama Tionghoa Lie Kim Yun ini memutuskan menjadi vegetarian 
saat berada di kampung halamannya di Bangka Belitung. Pagi itu, dia 
melihat tetangganya membawa seekor anak sapi diajak berjalan menuju 
rumah jagal. Dia melihat anak api meronta dan memohon dengan kedua kaki 
depan ditekuk menghadap orang yang membawanya.

''Saya lihat sapi itu menangis, seraya memohon untuk tidak dibunuh. 
Melihat sapi menangis, tetangga saya mengurungkan niatnya untuk membawa 
sapi itu ke pembantaian, '' katanya.

Sejak saat itu, Mahyudin memutuskan untuk menjadi vegetarian. Baginya, 
setiap hewan yang dibunuh akan memendam amarah dan kejengkelan. Jika 
dikonsumsi, diyakini akan berpengaruh terhadap kejiwaan manusia yang 
mengonsumsinya.

Penganut vegetarian memiliki pemahaman cinta kasih yang berorientasi 
kehidupan yang ia jalani tidak berdiri atas penderitaan orang lain. 
Konsistensi Mahyudin sebagai seorang vegetarian terus ia lakukan ketika 
akan mencari pasangan hidup. Dia mempersunting rekan satu kerjanya di 
sebuah restoran vegetarian di Bali pada 1997.

''Pada 2004 lalu kami menikah di Pontianak dan setahun kemudian kami 
dikaruniai Trista,'' kenang Mahyudin. *(*/war)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar